بــــــــسم الله الرحمن الرحيــــــــــم
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستهديه ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا ،من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادى له، وأشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين وسلم تسليما كثيرا . أما بعد ...
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa sistem penulisan kalam arab itu terbagi kepada dua, yaitu natsar dan sya'ir. Bahkan sebagian ulama berpendapat, setelah diturunkannya al-Qur'an sistem penulisan kalam arab terbagi menjadi tiga: al-Qur'an, natsar, sya'ir. Mengapa al-Qur'an dimasukan ke dalam salah satu sistem penulisan kalam arab (walaupun al-Qur'an tidak bisa ditambah ataupun dikurangi)? Itu dikarenakan al-Qur'an memiliki sistematika penulisan yang tersendiri yang berbeda dengan penulisan sistem kalam arab lainnya, al-Qur'an bukanlah natsar, al-Qur'an juga bukanlah sya'ir. Untuk mempelajari al-Qur'an, natsar, sya'ir sudah barang tentu harus ditunjang dengan ilmu yang memadai, diantaranya adalah ilmu 'adab.
Menurut Syekh Jarullah Zamakhsyari dalam kitab karangan beliau yang berjudul al-Qisthōs fi 'Ilmi al-'Arudh ilmu ''adab itu terbagi ke dalam dua belas ashnaf/fan (disiplin ilmu) yaitu: Ilmu I'rab (yang sekarang terkenal dengan nama Ilmu Nahwu), Ilmu Abniyyah (yang sekarang terkenal dengan nama Ilmu Sharf), Ilmu Badi', Ilmu Ma'ani, Ilmu Bayan, Ilmu 'Arudh, Ilmu Qowafi, Ilmu Qordu Syi'ri, Ilmu Kitabah, Ilmu Isytiqaq, Ilmu Insya (Insya al-Natsar), Muhādhorot.
Dalam buku ini, kita akan mempelajari sedikit dari aplikasi ilmu 'arudh, sebuah ilmu yang sudah langka dan jarang sekali dipelajari. Padahal ilmu tersebut masih memiliki tingkat relevansi yang tingggi jika kita pelajari sekarang, dikarenakan masih banyaknya yang mengkaji kitab-kitab yang berbasis nadzom. Perlu kita ketahui, untuk membaca bait nadzom dengan baik dan benar itu sedikitnya dibutuhkan empat disiplin ilmu pendukung yaitu nahwu, sharf, 'arudh, serta qowafi.
Karena hampir tidak adanya buku ataupun karangan dalam Bahasa Indonesia mengenai tata cara membaca dan memberi wazan pada nadzom, maka penulis memberanikan diri untuk mengarang sebuah buku yang berjudul "MEMAHAMI TATA CARA PENULISAN BET (BAYT)".
Akhir kata tiada gading yang tak retak. Tegur sapa dari saudara sangat kami harapkan walaupun kami tidak berjanji untuk merespon dengan segera, akan tetapi segala masukan yang datang kepada kami akan sangat kami hargai.
Semoga buku ini bermanfaat bagi siapa saja yang membaca, terutama bagi mereka yang ingin memperdalam fan 'adab.